CERACAU SANG INSPIRASI

Senin, 18 Maret 2013



Segelas perekat hitam terseduh dalam ironi pagi,
tanpa basa – basi mulai mengendus imaji diatas meja berkaki
dia memaki “Bait – bait ini tak bermakna!”

Duduk terkantuk hingga terantuk sisi – sisi ilusi dan
mulai menanyakan “Inikah yang kau sebut diksi?”

Seikat kepala hanya mampu berpacu pada personifikasi lugu
“Angin  menari – nari disekelilingmu”

Teruntuk pulas – pulas senja dalam coretan karya platonik
yang memicik

Sang inspiran masih berceracau “mainkan pena telunjukmu”

Hembus nafas termaktub bertubi – tubi hingga lembaran
melayang, meluruh dan menyentuh tanah : melemah

Mulai menyerah “Aku tak sanggup meraba citraan pendengaran”

Kalimat – kalimat sengau yang terintimidasi
menuntut sebuah puisi serasi

Termaki lagi “Bodoh! Puisi itu dari hati,
jangan pikirkan gemeretuk gigi tanpa inspirasi”

0 komentar:

Don't forget to leave comment :)