Ini puisi yang sempat hilang jejaknya gara - gara ikut lomba antologi undangan para penyair. Entah kelanjutan naskahnya gimana. Tapi udahlah ikhlasin aja :D . Makanya lebih baik sekarang di share ke pembaca blog :p siapa tau bermanfaat . Oke, happy reading guys :)
BUNGA
MALAM
Lipstik merah jambu kau
poleskan dalam rekah bibirmu. Menyapu sedikit gincu yang melewati lajur
kecupmu. Kulit langsatmu merona meragu. Kini lesung pipimu tlah merindu
senyuman tanpa sayatan. Kau merasa jejak melata tlah terikuti. Hingga derap
jantung terpenjara dalam tulang. Terseduh pula aroma bunga malam, kau memang perempuan
malang…
Payung
birulah yang menjemputmu. Memasukkan pundakmu dalam mobil berkilat hitam. Kau
masih tertunduk. Diiringi suara pungguk yang merindu rembulan. Malam ini begitu
kelam, pasti kau tak sanggup berdiri sendirian.
Tersampai dari denting
ranting yang menyembunyikan ceruk peraduanmu. Sepah, menyesap putik tak bersari
diujung mata liarmu. Topeng gemulai memainkan aksi tanpa frekuensi. Dunia
melembab…
Semburat
tersirat diantara belantara yang menjalang. Memang malamlah yang merayu
sebentuk kupu – kupu. Mengangguk dalam sengguk, mengadu pias hitam dalam hidup.
Rajam perkataan semata tak pernah paham. Pandangan mereka selalu yang
menggelinjang. Kau hanya menghela dalam dada.
0 komentar:
Posting Komentar